BAB
I
LANDASAN
TEORITIS
A. Konsep
Dasar
1. Defenisi
Hemofilia adalah gangguan perdarahan
yang disebabkan oleh defisiensi herediter dari faktor darah esensial untuk
koagulasi. ( Wong. Donnal, Keperawatan Pediatrik, 2003)
Hemofilia adalah merupakan gangguan
koagulasi herediter atau didapat yang paling sering dijumpai,
bermanifestasi sebagai episode
perdarahan intermiten. ( Silvia A. Price, 2005 : 300)
Hemofilia terbagi atas 2 yaitu:
1.
Hemofilia
A adalah hemofillia kalsik dan terjadi karena defisiensi faktor VIII ( AHG:
anti hempilic clobulin)
2.
Hemofilia
B adalah terjadi karena defisiensi
faktor IX CPTC : plasma thromboplastin antecedent ). Faktor diproduksi hati dan
merupakan salah satu faktor pembekuan dependent vitamin K, (Brunner dan
Suddart: 2001)
2. Anatomi
fisiologi
Darah adalah jaringan cair yang
terdiri atas dua bagian :
a. Plasma
darah terdiri atas :
1.
Air
2.
Protein
3.
Mineral
b. sel darah terdiri atas tiga jenis :
4.
Eritrosit
atau sel darah merah
5.
Leukosit
atau sel darah putih
6.
Trombosit
atau butir pembeku
Trombosit atau
platelet bukan merupakan sel, melainkan petahan granular sel, berbentuk
piringan dan tidak berinti. Trombosit adalah bagian terkecil dari unsure
seluler sumsung tulang dan sangat penting peranannya dalam hemostastis dan
pembekuan. Trombosit berdiameter 1 sampai 4 Um
dan berumur kira-kira 10 hari.
Kira-kira sepertiga berada dalam limfa sebagai sumber cadangan dan sisanya
berada dalam sirkulasi, berjumlah antara 150.00 dan 400.000/mm3
Pembekuan darah
adalah proses dimana komponen cairan darah di transformasi material antara
150.000 dan 400.000/mm3.
Pembekuan darah
adalah poses dimana komponen cairan darah ditransformasi menjadi material semi
solid yang dinamakan bekuan darah. Bekuan darah tersusun terutama oleh sel-sel
darah yang terperangkap dalam jaring-jaring fibrin. Fibrin di bentuk oleh
protein dalam plasma melalui urutan reaksi yang kompleks. Berbagai faktorv
terlibat dalam tahap-tahap reaksi pembentukan fibrin. Faktor pembekuan darah di
sajikan dalam tabel :
Bilangan resmi
|
Sinonim
|
Versi Kontemporer
|
I
|
Fibrinogen
|
I (fibrinogen)
|
II
|
Protrombin
|
II (protrombin)
|
III
|
Tromboplastin jaringan
|
III (faktor jaringan)
|
IV
|
Kalsium
|
IV (kalsium)
|
V
|
Labil
|
V (faktor labil)
|
|
|
VI PF3 (aktivitas koagulan
trombosit)
|
|
|
VI PF4
|
VII
|
Faktor stabil
|
VII faktor stabil
|
|
|
VIII AHF (faktor anti hemofilik)
|
|
|
VIII vWFb (faktor von wille brand)
|
|
|
VIII Rag (antigen yang sesuai)
|
IX
|
Faktor Christmas
|
IX (faktor Christmas)
|
X
|
Faktor stuart – power
|
X (faktor stuart power)
|
XI
|
(Antesden) plasma tromboplastin
|
XI (anteseden plasma tromboplastin)
|
XII
|
Faktor Hageman
|
XII HF (faktor Hageman)
|
|
|
XII DK (prekalikrein fletcher)
|
|
|
XII HMWK (kinikogen berat molekul
tinggi)
|
|
|
XIII faktor stabilisasi fibrin
|
3. Etiologi
1.
Kekurangan
faktor pembekuan (AAG : anti hemophilic
clobulin), Penyakit ini di jumpai pada anak laki-laki yang mewarisi ben
defektif pada kromosomx dari ibunya. Ibunya biasanya bersifat heterozigot untuk
penyakit ini dan tidak memperlihatkan gejala, namun 25 % kasus terjadi akibat
mutasi baru pada kromoso x
2.
Kekurangan
faktor pembekuan (PCT: plasma tromboplastin anteceden) penyakit ini terjadi
akibat adanya salah satu faktor koagulasi.
(Elizabet) J. Carwin, 2001 hal 138)
4. Manifestasi
Klinis
Gejala dapat ringan sekali bahkan
mungkin tidak memberikan gejala tetapi dapat pula mengakibatkan gejala berat
sehingga memerlukan tindakan segera, manifestasi klinisnya antara lain:
1.
Kebiruan
pada kulit
2.
Perdarahan
pada otot, sendi di jaringan lunak meskipun hanya trauma kecil
3.
Perdarahan
setelah operasi
4.
Nyeri
akibat adanya hemartrosis
5.
Hematuri
spontan
6.
Perdarahan
gastrointestinal
7.
Perdarahan
intracranial
8.
Memar
/ hematoma
5. Pathofisiologi
Defesisensi
faktor VIII & IX faktor resiko : terkait gen x
Faktor
pembekuan x tidak akif
Trombin
tidak terbentuk
Fibrin
tidak terbentuk
Perdarahan
pada otot sendi perdarahan
luar
Dan
jaringan lunak
Nyeri gangguan memar hematuri melena
Mobilias hematoma
(pedarahangastrointestinal)
Kep : nyeri Dx kep : resti kebiruan
Gangguan
pada kulit
Mobilitas
fisik
6. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada
pasien hemofilia anntara lain:
1.
Perdarahan
yang akan menunjukkan menurunya perfusi
2.
kekakuan
sendi akabat perdarahan
3.
hematuri
spontan
4.
Perdarahan
gastrointestinal
5.
resiko
tinggi menderita AIDS
6.
Syok
hipovolemik
(Brunner & Suddarth, hal 963;
2001)
7. Pemeriksaan
Diagnostik
A. - gambaran
darah tepi yang normal
- masa
perdarahan normal ( 2-9 ½ menit)
- jumlah
trombosit normal
- masa
pembekuan memanjang( normal 6-12 menit)
- PT
( massa
protombrin ) memanjang (normal 11-16 detik)
- TGT
(tes pembekuan tromboplastin) memanjang ( normal 12 detik atau kurang)
- PTT
( patial thromboplastin Time) memanjang
(Silvia A. Price,hal 373, 1994 &
staf pengajar FKUI, hal 464: 1985)
B. Pemeriksaan penunjang
- pemeriksaan
laboratorium memperlihatkan waktu perdarahan yang normal tetapi PTT memanjang
terjadi penurunan pengukuran
- dapat
dilakukan pemeriksaan prenatal untuk gen yang bersangkutan.
(Elizabeth dan Corwin. 2001 : 138)
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
1.
Pengobatan
Hemofilia menganjurkan pemberian infus profilaktik yang dimulai pada usia 1
hingga 2 tahun. Pada anak-anak yang mengalami defisiensi berat untuk mencegah
penyakit sendi kronis.
2.
Pemberian
DDAVP ( 1-deamino 8-D- arginin vasopressin) secara intravena (IV) dapat
memproduksi peningkatan tingkat aktivitas faktor VIII tiga sampai enam kali
lipat
3.
Asam
amino Karpuoat. Obat ini dapat memperlambat bekuan darah yang sedang terbentuk
dan dapat digunakan setelah pembedahan mulut pasien dewasa hemofilia
(Brunner dan Suddart, 2001, hal 463)
b. Penatalaksanaa Keperawatan
a.
Sekarang
sudah tersedia konsentrasi di semua bagian darah, Kosentrat diberikan apabila
pasien mengalami perdarahan aktif atau sebagai upaya pencegahan sebelum
pembuatan gigi/ pembedahan pasien. Dan kekurangan harus diajarkan bagaimana memberikan konsentrat di
rumah, setiap kali ada tanda perdarahan.
b.
Tatalaksana
umum yang perlu dihindari adalah trauma, Keluarga dapat mengawasi anak dengan
ketat saat belajar berjalan, saat anak semakin besar, perkenalan dengan
aktivitas fisik yang tidak beresiko, trauma
c.
Kebersihan
mulut sangat penting sebagai upaya pencegahan karena pencabutan gigi akan
sangat membahayakan
d.
Bidai
dan alat ortopedi lamanya sangat berguna bagi pasien yang mengalami perdarahan
otot dan sendi.
BAB
III
ASUHAN
KEPERAWATAN
A. Pengkajian
·
Lakukan
pengkajian fisik
·
Dapatkan
riwayat kesehatan, khususnya mengenai
bukti penyakit pada payu dara saudara pria
·
Observasi
adanay manifestasi hemofilia
-
Perdarahan
yang berkepanjangan dimana saja dari atau di dalam tubuh
-
Hemoragi
karena trauma- kehilangan gigi desidua, sirkumsisi, terpotong, epitaksis,
injeksi.
-
Memar
berlebihan bahkan karena cedera ringan, seperti jauh
-
Hemoragi
subkutan dan intramuscular
-
Hemartrosis
( perdarahan dalam rongga sendi), khususnya lutut, pergelangan kaki, dan siku
-
Hematoma-
nyeri, bengkak dan gerakan terbatas
-
Hematuria
spontan
·
Bantu
dengan prosedur diagnostik dan pengujian
mis: koagulasi, penentuan faktor defisiensi khusus, pengujian DNA
B. Diagonosa Keperawatan
1.
Nyeri
b/d perdarahan dalam jaringan dan sendi
2.
Resiko
tingggi b/d hemoragi
3.
Resiko
tinggi gangguan mobilitas fisik b/d efek hemoragi dalam sendi dan jaringan lain
4.
perubahan
proses keluarga b/d anak yang menderita penyakit serius
C. Intervesi Keperawatan
Dx
I
Nyeri b/d perdarahan dalam jaringan
dan sendi
Tujuan :
Nyeri
pasien berkurang dengan menggunakan strategi yang tepat
Kriteia
hasil:
-
Anak
menunjukkan tingkat nyeri yang dapat diterima
-
Anak
belajar danmengimplementasikan strategi yang efektif
-
Orang
tuan belajar keterampilan koping dan efektif dalam membantu anak untuk
melakukan koping
Intervensi:
-
Lakukan
strategi non farmakologis untuk membantu anak mengatasi nyeri
-
Gunakan
strategi yang dikenal anak atau gambarkan beberapa strategi dan biarkan anak
memilih salah satunya
-
Libatkan
orang tua dalam pemilihan strategi
-
Pilih
individu yang tepat biasanya orang tua
-
Ajarkan
anak untuk menggunakan strategi non farmakologis khususnya sebelum terjadi
nyeri atau sebelum nyeri menjadi lebih berat
-
Bantu
dan minta orang tua membantu anak dengan
menggunakan strategi elema nyeri actual
Rasional:
-
Karena
teknik-teknik seperti relaksasi, pernafasan berirama, dan distraksi dapat
membuat nyeri dapat lebih ditoleransi
-
Untuk
memudahkan pembelajaran anak dan pengunaan strategi
-
Karena
orang tua adalah orang paling mengetahui anak
-
Untuk
membantu anak dengan strategi ini
-
Karena
pendekatan ini tampak paling efektif pada nyeri ringan
-
Karena
pelatihan mungkin diperlukan untuk membantu anak berfokus pada tindakan yang
diperlukan
Dx
II
Resiko tingggi b/d hemoragi
Tujuan :
Pasien
akan mengalami penurunan resiko cedera
Kriteia
hasil:
-
Anak
mengalami episode perdarahan yang lebih sedikit
-
Anak
menerima perawatan yang tepat dengan segera
Intervensi:
-
Ciptakan
lingkungan seaman mungkin dengan pengawasan ketat
-
Anjurkan
aktivitas untuk mengejar intelektualitas/ kreativitas
-
Anjurkan
olah raga tanpa kontak
-
Anjurkan
anak lebih besar untuk memilih akitivitas tetapi menerima tanggung jawab untuk
keamanan dirinya senidir
-
Ajarkan
metode hygiene gigi
Rasional:
-
Untuk
meminimalkan cedera tanpa menghambat perkembangan
-
Untuk
memberikan alternatif yang aman
-
Untuk
menurunkan resiko cedera
-
Untuk
mendorong kemandirian dan rasa tanggung jawab
-
Meminimalkan
trauma pada gusi dan mencegah perdarahan
Dx
III
Resiko tinggi gangguan mobilitas fisik
b/d efek hemoragi dalam sendi dan jaringan lain
Tujuan
:
Pasien
akan mengalami penurunan resiko gangguan mobilitas fisik
Kriteia
hasil:
-
Anak
berpartisipasi dalam program latihan untuk mempertahankan mobilitas
-
Episode
perdarahan dikendalikan dengan tepat untuk mencegah gangguan mobilitas fisik
Intervensi:
-
Berikan
terapi pengganti dan gunakan tindakan local
-
Tinggikan
dan mobilisasi sendi selama episode perdarahan
-
Lakukan
latihan rentang gerak aktif setelah fase akut
-
Latihan
sendi dan otot yang sedikit
-
Konsultasi
dengan ahli terapi fisik mengenai program latiahan
-
Jelaskan
pada keluarga akibat jangka panjang serius dari hemartrosis
-
Kaji
kebutuhan agar penatalaksanaan nyeri
-
Diskusikan pertimbangan diet
Rasional:
-
Untuk
mengontrol perdarahan
-
Untuk
mengontrol perdarahan
-
Karena
hal ini memungkinkan anak untuk mengontrol derajat latihan sesuai dengan
tingkat ketidaknyamanan
-
Untuk
mempertahankan mobilitas
-
Untuk
meningkatkan fungsi maksimum sendi dan bagian tubuh yang tidak sakit
-
Sehingga
pengobatan segera dilakukan untuk episode perdarahan
-
Untuk
meningkatkan kemudahan mobilitas
-
Karena
berat badan berlebihan dapat meningkatkan peradangan sendi dan mencetuskan
nemarbiasis
Dx
IV
perubahan proses keluarga b/d anak
yang menderita penyakit serius
Tujuan
:
Pasien menerima
dukungan yang edekuat
Kriteia
hasil:
-
Keluarga
membuat hubungan dengan kelompok dan lembaga pendukung yang tepat
-
Keluarga
mendapat konseling genetic
Intervensi:
-
Rujuk
untuk konseling ginetik termasuk identifikasi keturunan karir dan kerabat
wanita lainnya
-
Rujuk
pada kelompok dan lembaga khusu yang memberikan pelayanan pada keluarga
hemofilia
Rasional:
-
Menambahkan
pengetahuan keluarga
-
Menambahkan
pengetahuan keluarga
KESIMPULAN
·
Hemofilia
adalah merupakan gangguan koagulasi herediter atau didapat yang paling sering
dijumpai, bermanifestasi sebagai episode
perdarahan intermiten
·
Hemofilia
disebabkan oleh mutasi gen faktor VIII (FVIII) atau faktor IX (FIX),
dikelompokkan sebagai hemofilia A dan B
·
Manifestasi
klinis meliputi perdarahan jaringan lunak, otot, sendi ,
·
Pengobatan
hemofilia menganjurkan , pemberian infus profilatik yang dimulai pada usia
hingga 2 tahun pada anak-anak yang mengalami defisiensi berat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar